panas

Hari ini adalah hari pertama kembali ke Banda Aceh setelah lebih dua bulan menetap di Takengon. Setelah menjadi penduduk Banda Aceh sejak 1992 hingga 2009, baru kali ini mengunjungi Takengon dengan periode yang lama, alias bakal menetap di Takengon. Alhasil saat ini sedang beradaptasi dengan cuaca dingin Takengon yang berada di Dataran Tinggi di Negeri Aceh. Ketinggian daerah ini sekitar 1200 mdpl sedangkan Banda Aceh, ketinggiannya bekisar 0-100 mdpl. Jadi bisa tahu bagaimana perbedaan suhu, kelembaban, serta tekanan di kedua daerah ini.

Hari ini kembali ke Banda Aceh karena ada sesuatu yang harus diselesaikan. Tiba pagi tadi pukul 04.30, langsung disambut dengan gerah akibat panas. Hehe, perasaan yang muncul, ini menandakan situasi yang biasa. Karena sudah lama di negeri dingin, jadi saat tiba kembali di negeri pesisir, hawa panas lebih terasa. Namun hari ini begitu berbeda. Saat menjalankan aktivitas dari pagi hingga siang hari, gerah dan panas yang terasa demikian hebatnya. Tak dapat terukir dengan kata bagaimana mendeskripsikan panas hari ini.Apalagi saat naik kendaraan roda dua, tak hanya cuaca panas yang menyengat, namun juga debu yang sedemikian banyak menjadi santapan saat perjalanan. Tak kalah hebatnya adalah, kendaraan bermotor jenis lain yang roda empat, tak mau kalah dan mengalah dengan kendaraan roda dua di jalanan. Hingga hati juga dibuat panas, padahal mereka kan ada AC di dalam, namun kenapa harus terburu-buru.

Panas di Banda aceh, khususnya, memang sudah menjadi bahan diskusi di sebagian orang. Momen yang menjadikan Banda Aceh panas adalah saat setelah tsunami di tahun 2004 lalu. Secara ilmiah, belum terungkaplah mengapa, walau saat ini isu seksi pemanasan global juga sudah menjadi santapan sehari-hari. Tapi, bagi saya sendiri, panas di Banda Aceh, menjadi "aneh" memang sejak tsunami terjadi. Bisa jadi akibat pepohonan yang kurang, debu yang semakin banyak beterbangan, dan kendaraan bermotor yang semakin hari semakin bertambah. Pertumbuhan kendaraan bermotor yang tinggi ini akibat banyaknya kendaraan yang hilang saat tsunami dan konflik, khususnya sepeda motor, dan juga akibat sudah adanya perusahaan yang memberikan kredit untuk pembelian sepeda motor dengan uang muka yang murah. Seiring juga pendapatan penduduk sejak 2005 hingga 2007 semakin meningkat karena banyak sekali proyek rehabilitasi dan rekonstruksi fisik di Aceh.

Pastinya hingga saat ini saya sendiri belum tahu apakah ada penelitian atau pun diskusi yang membahas kalau ada hubungan antara tsunami dengan panas. Pastinya saya yakin bisa merasakan pola suhu setelah tsunami itu berubah dibandingkan sebelumnya.\

Satu hal yang pasti, hubungan dengan tsunami Desember 2004 lalu adalah, perilaku pengendara bermotor, roda dua, roda empat, dan roda lainnya, juga berubah setelah kejadian tsunami. Percaya atau tidak, itu realita. Untuk ukuran kota yang belum begitu luas dan belum ada macet yang berarti, perilaku pengendara di sini sudah dalam kategori, harus diberi pengarahan lebih lanjut. Hehehe.

0 Response to "panas"