hanya bisa menjadi yang kedua

Ya, kemarin siang Indonesia hanya bisa menjadi yang kedua. Tim Thomas Indonesia kalah dari tim Thomas Cina. Skor yang dibukukan juga telak, 3-0. Menjadi pembuktian lagi bila Cina adalah tembok raksasa yang sulit dirobohkan.

Saya sendiri tak sempat melihat siaran langsung di layar gelas. Namun mengikuti "live report" dari "Kampung Gadjah". Dari informasi warga di kampung, saya tahu kalau Taufik kalah dari Lin Dan, pun pasangan ganda utama, Markis/Hendra, serta tunggal kedua, Simon, kalah dari lawan-lawannya.

Cina, dengan Tim Thomas-nya sudah membukukan empat kali secara beruntun membawa pulang piala Thomas. Jadi ini adalah gelar mereka yang kedelapan sejak keikutsertaan mereka di ajang ini, di tahun 1980-an. Indonesia masih lebih banyak dari Cina membukukan kemenangan di ajang ini, dengan 13 kali juara.

Namun bila pembinaan tak terus ditingkatkan. Regenerasi tak terus dipacu, bukan tak mungkin selisih lima antara Cina dan Indonesia akan segera didekati. Bahkan mungkin dilewati.

Pun dengan pelatih, pembina, dan juga kita mantan pemain dan mantan pelatih, bisa berdialog dan berkomunikasi. Agar tahu bagaimana meningkatkan prestasi dan prestise Indonesia di ajang bulu-tangkis, khususnya di ajang beregu Piala Thomas dan Uber. Begitu juga dengan pemerintah, harus bisa konsekuen dan memperhatikan aspek-aspek penting, sehingga tak ada lagi Tong Sinfu lain yang keluar dari Indonesia, karena hal-hal kecil. Akibatnya, Lin Dan matang di tangan Engkoh ini.

0 Response to "hanya bisa menjadi yang kedua"