cerita di Juni 2010

sambungan dari sini

Tanggal 11 Juni, saat perhelatan besar di dunia sepakbola mulai digelar. Perhelatan empat tahunan ini digelar di negara Afrika Selatan. Di sini juga akan didapat vuvuzela dan jabulani, alat musik tiup khas Afrika Selatan dan varian bola dari Adidas. Kedua tools ini menjadi bagian tak terpisahkan di setiap pertandingan, vuvuzela sebagai alat untuk memberikan semangat pada pemain di lapangan, bisa dirasakan stadion akan penuh dengan suara riuh terompet ini. Sedangkan Jabulani, tentu saja nama bola resmi dari Adidas yang digunakan oleh FIFA di setiap pertandingan World Cup 2010 ini.

Sayang memang, dari 32 peserta tak ada negara Indonesia di sana. Karena tak lewat kualifikasi di belahan benua Asia. Asia sendiri diwakili oleh Korea Selatan, Jepang, Korea Utara, dan Australia. Bahrain gagal lewat karena kalah di play off oleh New Zeland. Hehe, kalau sepakbola Indonesia masih ricuh di sana sini, harapan satu-satunya untuk ikut piala dunia hanya jadi tuan rumah, lain tak ada.


Sebenarnya ricuh hanya satu faktor dari sekian banyak faktor, faktor yang terakhir adalah masalah ras melayu yang bertubuh mungil dan berstamina payah. Lho, kenapa Meksiko bisa, sedangkan ukuran tubuh mereka tak jauh mirip? Otentu itu akibat Indoneia tak mau belajar, hanya bangga dengan tahun 1938 saat Hindia Belanda ikut di Perancis dan bangga dengan ada relief Negara Indonesia di `badan` piala Word Cup. Pancasilais kah orang-orang sepakbola kita? Entahlah…


Tanggal 16 Juni, di Kabupaten Bener Meriah, salah satu Kabupaten muda di propinsi Aceh, digelar sebuah acara untuk melantik Calon Pegawai Negeri Sipil formasi tahun 2009. Acara digelar di gedung sekretariat bupati kabupaen ini. Tentu dilantik langsug oleh Bupati sendiri. Calon Pegawai Negeri Sipil ini berjumlah 369 orang dari 390 formasi yang disediakan. Mereka tentu akan menjadi pegawai ngeri yang penuh setelah setahun hingga dua tahun mengabdi di instansi masing-masing. Oya, tentu juga mengabdi kepada rakyat Kabupaten Bener Meriah, itu yang utama.

Sebagai orang baru di pemerintahan, dengan berbagai macam ragam latar pendidikan juga duduk di instansi berbeda, akan kah pengabdian kepada masyarakat atau rakyat adalah hal yang utama? Akan kah janji Korpri yang setiap pagi diteriakkan di apel pagi akan mudah diamalkan? Pegawai pemerintahan adalah teladan rakyat untuk bisa menjadi warga negara yang pancasilais.Beban berat memang, tapi itulah pilihan. Namun pastinya mereka akan ikut arus dan gelombang system yang ada. Oya, saya salah satu dari 369 yang dilantik di hari ini, hahahaha, **ketok kepala sendiri**

Tanggal 22 Juni, merupakan hari lahirnya Kota Jakarta. Di tahun ini telah menapaki usia yang ke-483 tahun. Kota yang dulunya direbut oleh Fatahillah dari Belanda dan diberi nama dengan Jayakarta, atau Kota Kemenangan.

Terus terang saya sendiri sangat awam akan kota ini. Namun bila dilihat dari televisi dan informasi dari media lainnya, Jakarta merupakan kota yang menjadi denyut nadi semua rakyat Indonesia, langsung maupun tidak langsung. Langsung, karena kota ini padat akan orang yang mencari peruntungan mendapatkan jatah 70 persen perputaran uang yang ada di negara ini. Tak langsung, karena semua kebijakan yang mengikat rakyat Indonesia sebagian besar berasal dari kota ini.

Tanpa basa-basi harapan saya buat Jakarta adalah,semoga menjadi kota yang ramah akan semua aspek, termasuk buat saya yang orang darah yang ingin berkunjung. Paling tidak menjadi kota teladan yang pancasilais bagi daerah lainnya.





Klik di sini...